MARI MOI NGONE FUTURU SEBAGAI IDENTITAS KULTURAL: MAKNA DAN IMLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MALUKU UTARA

Asriadi Ibrahim, Suharlin Ode Bau, Jamin Safi

Abstract


Mari Moi Ngone Futuru merupakan semboyan yang hidup dalam masyarakat Maluku Utara. Semboyan yang sarat nilai dan dijadikan sebagai pedoman hidup masyarakat Maluku Utara yang plural. Semboyan ini sebagai pemersatu dan pencegahan konflik lintas suku dan agama di Zajirah Al-Mulk. Dalam semboyan Mari Moi Ngone Futuru sebenarnya memiliki kedudukan yang hampir sama dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Namun Mari Moi Ngone Futuru merupakan semboyan yang berbasis pada nilai-nilai local genius. Pada prinsipnya Mari Moi Ngone Futuru telah ada sebelum Ternate menjadi Kota Madya dan Maluku Utara sebagai Provinsi Maluku Utara. Dalam konteks ini, semboyan Mari Moi Ngone Futuru digagas dan diperkenalkan bahkan dijadikan sebagai perekat antara etnis-etnis yang bertika atasnama kekuasaan. Oleh karena itu, semboyan ini mestinya dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Maluku Utara yang beragam etnis, budaya, agama dan bahasa guna menjaga keharmonisan bersama. Penelitian ini bertujuan menjelaskan prespektif masyarakat tentang semboyan Mari Moi Ngone Futuru dan strategi internalisasi nilai dari semboyan Mari Moi Ngone Futuru dalam mayarakat Maluku Utara. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, studi dokumen. Uji keabsahan dengan cara triangulas. Analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Mari moi ngone futuru artinya bersatu kita kuat. Semboyan bermakna bahwa kebersamaan menjadikan kuat dalam mewujudkan kedamaian. Mari moi ngone futuru mengandung nilai-nilai seperti nilai persatuan, kesatuan, tolong menolong, rela berkorban, dan kebersamaan/kekeluargaan. Proses internalisasi nilai-nilai mari moi ngone futuru melalui pembiasaan dan keteladanan dalam kegiatan sosial budaya seperti kegiatan bari rumah, liliyan dina, dan sebagainya.


Keywords


Semboyan mari moi ngone futuru, multikultural, Maluku Utara, pluralisme

Full Text:

PDF

References


Abdullah, T. (2016) Selayang Pandang Kebudyaan Maluku Utara.

Anas, M., Zakiyah, M. and Rohmah, S. (2022) ‘Menyemai Perdamaian dalam Perbedaan : Strategi Mayoritas Mengayomi Minoritas pada Basis Multikulturalisme di Kasembon Malang’, Peradaban Journal of Religion and Society, 1(1), pp. 11–21.

Bungin, B. (2011) Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Jakarta: Kencana.

Gazal, S. (2011) Jou Se Ngofa Ngare. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Ternate.

Ikhwan Affandi (2004) Akar Konflik Sepanjang Zaman: Elaborasi Pemikiran Ibn Khaldun. Yogyakarta: Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Juwandi et al. (2022) ‘Revitalisasi kearifan lokal: millenial dan literatur klasik melayu’, (2), pp. 11–22.

Keryapi, D. S. (2022) ‘Integrasi PELA Sebagai Kearifan Lokal Maluku Ke Dalam Proses Rekonsiliasi Pasca Konflik Kemanusiaan di Maluku’, Sotiria: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 5(1).

Kholish, M. A. and Rohmah, S. (2020) ‘Menjembatani Antara Misi Proselitisasi Islam-Kristen dan Keharusan Merawat Kerukunan:Konstruksi Teologis Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang’, Islamic Insights Journal, 2(1), pp. 55–66. doi: 10.21776/ub.iij.2020.002.01.4.

Lestari, G. (2015) ‘Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia di Tengah Kehidupan Sara’, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 28(1), pp. 31–37.

Makaruku, N. D. and Ramdhan, R. M. (2022) ‘Membangun Kepercayaan dan Solidaritas Sosial dalam Ruang Madani Sebelum dan Sesudah Konflik Etnis Terjadi di Maluku’, IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching, 6(2). doi: 10.21043/ji.v6i2.16471.

Miradj, M. Y. (2021) ‘Membangun Harmanisasi Umat Beragama (Studi Di Jailolo Kabupaten Halmahera Barat)’, AL-TADABBUR: Jurnal Kajian Sosial, Peradaban Dan Agama., 7(1), pp. 90–110.

Moleong, L. J. (2011) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad, I. and Alfian, A. (2022) ‘Elaborating Conflict in Maluku Based on Dialogical Liberative Perspective’, Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 6(2). doi: 10.14421/panangkaran.v6i2.2903.

Naim, N. and Sauqi, A. (2011) Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Rahmat, J. (2000) Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rohmah, S. et al. (2018) ‘The recontextualization of Islamic peace education: A study of the theory of Mohammed Abu-Nimer in the Indonesian context’, Fieldwork in Religion, 13(2). doi: 10.1558/irn.37545.

Safi, J. (2017) ‘Konflik Komunal: Maluku 1999-2000’, ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah, 12(2). doi: 10.21831/istoria.v13i1.17615.

Saimima, M. S. (2023) ‘Pendidikan Perdamaian: Integrasi Nilai Islam dan Budaya Lokal dalam Membangun Harmoni di Maluku’, Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 12(01). doi: 10.30868/ei.v12i01.3885.




DOI: https://doi.org/10.21776/ub.waskita.2023.007.01.6

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jamin Safi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.